Kamis, 30 Desember 2010

Sering Fesbukan dan Chatting Membuat Prestasi Pelajar Merosot

Anak-anak yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk online terbukti merasa sulit berkonsentrasi di dalam kelas dan kurang memerhatikan apa yang diajarkan. Ini bukan sekadar asumsi, tetapi berdasarkan studi. Tidak sedikit guru yang kecewa melihat murid-murid menggunakan “bahasa chatting” seperti yang biasanya digunakan di fasilitas chat jejaring sosial, seperti 2mor, msg, lol, dan bk, saat berada dalam pelajaran tata bahasa Inggris
Sebagaimana diketahui, studi yang dilakukan JCA ini melibatkan 500 guru yang tujuannya untuk memotivasi personal dan pengembangan sosial para guru di luar kelas atau sekolah. “Penelitian ini secara jelas menunjukkan bahwa siswa dari berbagai tingkat, mulai kelas atas hingga kelas bawah, menghabiskan waktu mereka lebih bayak di media sosial,” kata seorang juru bicara JCA, yang dikutip dari Telegraph, Jumat 19 November 2010.
“Ketimbang mencari pengalaman hidup di luar rumah, study tour, dan berinteraksi melalui tatap muka langsung dengan orang lain, anak-anak lebih terobsesi dengan jejaring sosial. Dan, ini secara tidak sadar membentuk sikap dan kepribadian mereka,” katanya menjelaskan.  Akibatnya, guru-guru mengkhawatirkan obsesi tersebut akan berdampak signifikan pada masa depan siswa-siwanya. “Hal ini terindikasi langsung pada nilai mereka yang rata-rata buruk dan sering gagal menyelesaikan pekerjaan rumah mereka tepat waktu. Kondisinya semakin buruk ketika mereka sulit berkonsentrasi di kelas,” ujar juru bicara JCA lagi.
Akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa anak-anak yang memperoleh nilai jeblok di sekolah adalah anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jejaring sosial. Hal itu berdasarkan hasil penelitian dari 70 persen guru di Inggris yang sangat yakin, anak-anak semakin terobsesi pada situs-situs seperti Facebook, Twitter, dan MySpace.
Dan, nyaris setengah dari 500 guru yang disurvei percaya gangguan ini memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi di kelas dan mengikuti pelajaran. Selain itu, diketahui sekitar 60 persen guru mengatakan kualitas pekerjaan rumah anak-anak memburuk karena mereka terburu-buru untuk menyelesaikannya. Menurut Kairen Cullen, seorang psikolog pendidikan, ini adalah masalah subjek kompleks. “Berdasarkan praktik klinis saya yang banyak melibatkan anak-anak dan kaum muda, memang pada hari ini, di usia tersebut, mengakses dan memahami jejaring sosial adalah sesuatu yang tak terelakkan,” katanya.
“Mereka sangat menikmati jejaring sosial, tetapi sesungguhnya timbul masalah ketika interaksi virtual malah mengganggu emosi anak di kehidupan nyata, atau membatasi perkembangan anak secara sosial dan emosional,” ucap Cullen. Seharusnya, waktu yang diinvestasikan anak di media sosial dan di kehidupan nyata harus seimbang. Sebab, interaksi personal dinilai sangat penting untuk perkembangan anak secara sosial dan emosional. “Interaksi interpersonal secara langsung sangat berpengaruh agar perkembangan sosial anak tidak terdistorsi ke depannya,” ujarnya dengan tegas.

Usaha Menghambat Proses Penuaan

Tetap sehat dan aktif pada usia 70, 80, 90 bahkan 100 tahun? Pakar biologi proses penuaan menganggapnya mungkin. Mereka meneliti proses penuaan pada seluruh mahluk hidup yang hasilnya dapat diterapkan pada manusia.

 

Siapa yang sukarela senang menjadi tua? Tapi menghadapi penuaan orang tidak dapat menentang arus. Seperti halnya mobil, yang suatu saat kerapuhan onderdilnya tidak dapat lagi dihindari. Itu pikiran banyak orang, tapi bukan pendapat pakar biologi penuaan. Di mata mereka sudah tiba waktunya melakukan usaha untuk mengatasi proses penuaan. Seperti pendapat Richard Miller, yang meneliti pada Universitas Michigan di Ann Arbor
"Dulu orang-orang menertawakan, jika kamu menceritakan penelitian masalah proses penuaan. Itu dipandang sebagai suatu hal yang sia-sia karena toh dalam menghadapi penuaan orang tidak dapat berbuat apa-apa. Tapi itu sudah berubah. Kami memperpanjang hidup cacing, lalat, dan tikus melalui makanan, teknik genetika atau dengan materi temuan baru. Pandangan lama bahwa menghadapi usia orang tidak dapat melakukan apapun terbukti salah."
Hewan percobaan para ilmuwan, yakni cacing atau lalat buah di laboratorium sudah mencapai masa kehidupan jauh lebih panjang dari masa kehidupan alaminya. Tapi juga pada tikus terdapat hasil yang positif. Misalnya dengan cara memblokir hormon pertumbuhan tikus, seperti disampaikan Andrzej Bartke dari Universitas Illionis di Springfield.
Perpanjangan masa hidup pada berbagai jenis tikus dengan kondisi yang berbeda-beda terbukti jelas yakni antara 20 sampai 70 persen. Dan itu efek yang sangat besar. Jika masa hidup itu diterapkan pada manusia, itu berarti masa hidup sampai 150 tahun dan pada kondisi kesehatan yang bagus. Ditekankan Andrzej Bartke
"Penekanan hormon pertumbuhan dimulai dengan mengurangi kadar insulin. Tubuh jadi bereaksi lebih peka terhadap insulin dan membutuhkan insulin lebih sedikit. Efeknya sama seperti diet tanpa gula terus-menerus. Tidak hanya masa hidup dapat diperpanjang, tapi kondisi hidup secara keseluruhan semakin baik dalam jangka panjang.”
Banyak gagasan untuk memperpanjang hidup yang dibahas pakar bilogi penuaan, secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan proses produksi glukosa kira-kira seperti pada hormon pertumbuhan. Ini juga berperan penting pada manusia.
Hormon pertumbuhan seolah-olah membiasakan tubuh dengan diet bahan pangan berkalori rendah.  Lalu metabolisme tubuh mengalami perubahan sehingga dapat memperpanjang hidup. Sejumlah bahan yang diperlukan tubuh, yang diduga dapat  memperpanjang hidup, juga membantu mengatasi gangguan metabolisme seperti diabetes tipe 2, atau penyakit gula pada usia lanjut.
Bahan pertama mengatasi proses penuaan ditemukan dalam pengujian medis mengatasi diabetes. Perpanjangan usia hidup adalah pengaruh sampingannya. Tapi untuk membuktikan bahwa sebstansi tersebut benar-benar dapat memperpanjang hidup manusia, materi tesebut harus mengalami uji coba puluhan tahun. Perusahaan farmasi tidak mau menunggu terlalu lama. Oleh karena itu jalan menuju usia hidup lebih panjang adalah melalui mengatasi penyakit. Menurut Leonard Guarene dari Massachusetts-Institute-of-Technology, di Boston AS substansi-substansi itu memasuki pasar sebagai obat mengatasi penyakit tertentu, misalnya sebagai obat penyakit diabetes. Namun dalam 10 hingga 15 tahun mendatang akan dapat berfungsi mengatasi beberapa penyakit.

IPB Kembangkan Biji Buah Bintaro Sebagai Energi Alternatif

Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan minyak dari biji Bintaro (cerbera manghas) sebagai energi alternatif. Energi ini bisa menjadi bahan bakar alternatif yang bersumber dari minyak nabati.

Untuk pertama kalinya, IPB Bogor memperkenalkan hasil penelitiannya ini ke masyarakat Kecamatan Teluk Meranti, Kab, Pelalawan, Riau. Kegiatan pengenalan biji Bintaro sebagai energi alternatif ini, bekerjasama IPB Bogor dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Pihak perusahaan kertas ini memperkenalkannya dengan masyarakat yang berada di kawasan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) di kawasan Semenanjung Kampar.

"Sebelumnya memang Menteri Kehutanan meminta pihak IPB untuk melakukan penelitian di kawasan gambut Semenanjung Kampar di areal konsesi PT RAPP. Di lokasi inilah, saya melihat banyak buah bintaro bergelantungan. Dari sana saya mulai melakukan penelitian, dan hasilnya ternyata biji bintaro bisa dijadikan energi alternatif," kata Prof Budi Indra Setiawan, peneliti IPB kepada detikcom, Rabu (29/12/2010).

Dari penelitiannya ini, lantas Budi membawa sejumlah buah bintaro ke kampus IBP Bogor. Dari sana dia lantas mengajak rekan-rekannya, seperti Dr Desrial, Dr Ika Amalia, Y Aris untuk melakukan penelitian terhadap buah bintaro yang seperti mangga itu.

"Setelah kita teliti, biji tersebut bisa menjadi energi alternatif untuk dipergunakan sebagai pengganti minyak tanah, atau solar. Dengan banyaknya pohon bintaro di Semenanjung Kampar, kita harapkan masyarakat nantinya mampu mengolah secara mandiri," kata

Hasil penelitian IPB Bogor ini tentulah menyejutkan warga setempat. Masyarakat di Semenanjung Kampar sudah tidak asing lagi dengan pohon bintaro. Malah warga menganggap pohon itu sangat berbahaya dan melarang anak-anak mereka untuk bermain di dekat pohon tersebut.

"Kita melarang anak-anak bermain di pohon itu. Karena getah dari buah pohon itu bisa membutakan mata. Kami warga desa menyebutkan sebagai pohon babuto. Babuto singkatan dari bahasa kampung kami yakni mambuek mato buto (menjadi mata buta). Sekarang kami senang, ternyata pohon yang kami anggap berbaya itu ternyata bisa menjadi bahan bakar," kata Indris (56) warga setempat.

Sementara itu, Direktur Utama RAPP, Kusnan Rahmin mengatakan dengan adanya temuan ini, diharapkan warga Teluk Meranti dapat menggunakan minyak biji Bintaro sebagai energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga mereka.

"Hasil penelitian dari IPB ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi warga Teluk Meranti untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga mereka dan sekaligus memberikan manfaat secara ekonomi dan juga bagi kelestarian hutan di wilayah Semenanjung Kampar," ujar Kusnan.

"Kerjasama kami dengan IPB ini merupakan langkah awal pengembangan Biji Bintaro sebagai energi alternatif. Untuk pengembangan lebih lanjut, kami membuka peluang bagi pihak-pihak lain untuk bekerja sama dalam upaya mengembangkan energi alternatif dari minyak Biji Bintaro ini sehingga dapat benar-benar teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Teluk Meranti dan di tempat lainnya di kemudian hari," tambahnya.

Tanaman Bintaro banyak tumbuh secara alami di Teluk Meranti. Namun masyarakat setempat belum memanfaatkan tanaman ini secara optimal kecuali dipergunakan untuk racun hama babi di ladang.  Dalam kegiatan ini, kajian biji dari buah Bintaro diekstrak minyaknya dan selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber Bahan Bakar Nabati (BBN) bagi masyarakat Teluk Meranti.

"Dengan adanya kajian ini, kami berharap masyarakat setempat dapat memiliki aktivitas tambahan untuk pengolahan minyak nabati sebagai upaya memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri yang kemudian dapat berdampak terhadap pemberdayaan ekonomi secara lokal dan peningkatan pendapatan masyarakat," jelas Kusnan.

Kondom Jadi Hiasan Ponsel Diminati di China

VIVAnews - Remaja di China sedang 'demam' hiasan ponsel yang cukup ekstrem untuk membuatnya terlihat lebih trendi. Salah satu hiasannya adalah kondom. Menurut salah satu murid di daerah Nanning, China, hiasan kondom menciptakan 'kesegaran' dan penting jika dalam keadaan darurat.

Pihak generasi yang lebih tua di Nanning, provinsi Guangxi, Selatan China, terkejut melihat tren ini. Mereka cukup kaget dengan makin terbukanya para remaja menunjukan identitas seksual mereka.

"Orangtua dan guru harus makin gencar memberikan pendidikan seksual pada remaja. Ini demi terpenuhinya pengetahuan remaja soal seks dan pastikan mereka tahu informasi yang benar. Ini demi melindungi mereka selama masa puber," kata Su Chang, psikolog senior dari Nanning City Next Generation of Educational Research seperti dikutip dari NY Daily News.

Hiasan kondom ini dijual dengan harga yang sangat murah, sekitar 5-20 yuan atau setara Rp6.800-27.200. Diperkirakan kualitas bahan dan keamanan kondom ini juga sangat rendah.

Kondom dengan brand "Interesting Imported Condoms" yang digunakan sebagai hiasan ponsel ini memang terlihat sangat unik karena kemasan dihiasi gambar animasi dan lambang horoskop. Tetapi tanpa dilengkapi informasi produk yang lengkap seperti nama pabrik pembuat dan tanggal kedaluarsa.

Ubur-ubur Mengancam Kehidupan Laut

VIVAnews - Ubur-ubur merupakan makhluk laut yang jelek, cukup berbahaya, dan tidak seperti pembunuh lainnya di samudera yakni hiu. Ubur-ubur tidak terlalu enak untuk disantap. Sayangnya, hewan itu kini siap menguasai dua pertiga bagian planet Bumi.

Pada tahun 2006 sampai 2010, sekelompok kawanan besar ubur-ubur menginvasi pantai-pantai di Spanyol. Menyengat puluhan ribu perenang. Di sejumlah tempat, ubur-ubur ini hadir dengan konsentrasi hingga 10 ekor per meter persegi.

Kelompok ubur-ubur ini juga muncul di kawasan lain di seluruh dunia. Tahun 2007, Hawaii dan Irlandia mengalami hama ubur-ubur. Perairan Israel dan Prancis di tahun 2008. Tunisia dan Italia diserbu pada 2009. Di Jepang, ubur-ubur berukuran hingga 1,8 meter makin banyak bermunculan.

Di perairan kawasan utara Australia, populasi ubur-ubur dengan tentakel hingga 2,5 meter juga meledak. Padahal, ubur-ubur ini punya racun yang bisa membunuh manusia dalam tiga menit.

Menurut María Luz Fernández de Puelles, peneliti asal Spanish Institute of Oceanography's Balearic Oceanography Center, ada tiga penyebabnya. Seperti dikutip dari Mother Nature Network, 28 Desember 2010, ubur-ubur hidup subur sebagai efek samping dari polusi, kenaikan temperatur air dan penangkapan ikan yang berlebih.

Manusia terlalu banyak membuang limbah, termasuk limbah pertanian ke sungai yang akhirnya mengalir ke laut. Seperti diketahui, pupuk didesain untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Ternyata, pupuk juga berfungsi sama di laut dengan meningkatkan pertumbuhan ganggang.

Yang jadi masalah, ganggang merupakan makanan bagi mikro organisme di laut, yang merupakan makanan utama para ubur-ubur. Semakin melimpahnya ganggang dan mikro organisme, semakin terjamin pula hidup ubur-ubur.

Kedua, pemanasan global membuat suhu air laut makin hangat. Dari penelitian, ini memicu ubur-ubur makin subur dalam bereproduksi dan membuat mereka berenang semakin mendekati pantai. Demikian pula dengan ubur-ubur tropis yang memiliki tentakel beracun.

Ketiga, penangkapan ikan yang berlebihan, khususnya tuna, hiu, dan juga penyu laut membuat ubur-ubur semakin bebas berkeliaran. Padahal, hewan-hewan pemangsa itu biasanya memakan ubur-ubur dan telur-telurnya.

“Ubur-ubur adalah pemangsa yang sangat rakus dan bersaing dengan organisme dan plankton lain untuk berebut makanan,” kata de Puelles. “Dengan melejitnya pertumbuhan ubur-ubur, maka mereka akan mengubah struktur ekosistem di laut secara drastis.”

Namdur Betina, Burung Paling Materialistis

VIVAnews - Bowerbird atau burung Namdur jantan, seperti layaknya kaum pejantan dari spesies lain, mencari perhatian calon pasangan betinanya dengan memamerkan kekayaan.

Sebagai contoh, ia bisa mengumpulkan sampai 5 ribu buah batur, tulang, kerang, hingga berbagai benda buatan manusia untuk membangun sarang di mana ia akan menunggu betina yang tertarik. Dan seperti pejantan umumnya, Namdur jantan juga menyombongkan apa yang mereka punyai.

Selain itu, Namdur jantan juga harus pandai merayu dengan beratraksi di depan si betina dengan menyanyi dan memamerkan kebolehan lainnya. Namdur betina kemudian akan memilih pejantan yang paling “kaya” yang memiliki sarang paling bagus serta menarik dan yang berbakatlah yang berhak mengawininya.

Ternyata, tidak itu saja. John Endler, ekolog asal Deakin University, Australia melaporkan, burung Namdur jantan juga menggunakan perhiasan-perhiasan yang mereka kumpulkan untuk membuat ilusi optik.

Sarang milik Namdur jantan yang sudah selesaiSeperti dikutip dari Discovermagazine, 25 Desember 2010, burung Namdur jantan akan mengatur pernak-pernik mereka dari ukuran yang terbesar hingga terkecil. Mereka menyusunnya sedemikian rupa hingga membentuk jalan yang menuju ke sarang mereka.

Penyusunan pernak-pernik itu membuat sarang mereka seolah-olah terlihat lebih kecil, sedangkan para pejantan tampak gagah bagi para betina yang melihat ke arah sarang itu.

“Menggunakan trik ini, yang disebut dengan forced perspective, pejantan dapat merayu para betina yang melintas dengan postur tubuh mereka yang seolah-olah tinggi besar,” ucap Endler.

Saat objek yang sudah disusun Namdur jantan diacak, mereka kemudian segera mengembalikan susunannya ke posisi yang benar, sesuai dengan yang sudah mereka buat sebelumnya. Pasalnya, bila tidak menarik, Namdur betina akan begitu saja meninggalkan sarang pejantan yang malang itu.